Jumat, 06 Januari 2012

ILMU KEALAMAN DASAR





Kata pengantar
            Puji dan syukur saya  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,  hidayah dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun isi makalah ini yang menjelaskan tentang potensi kelautan dan perikanan Kalimantan timur. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas kosep Ilmu kealaman dasar yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
            . Perkembangan sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi, potensi sumberdaya ikan yang cakup besar, di antaranya Wilayah ZEEI (Zone Ekskfusif Indonesia) di laut Sulawesi seluas ±297.813 km². Penangkapan di pantai seluas ±12.000.000 ha, terdapat lahan yang digunakan untuk budidaya air payau seluas ±91.380 ha, di tambang perairan umum seluas 2.773.937.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan agar dapat menerapkan manfaatnya di kehidupan sehari-hari. Saya juga menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan makalah ini.




BAB 1
A.    Latar Belakang
Kalimantan Timur adalah wilayah yang berstatus provinsi di Indonesia. Provinsi ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan.
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Kalimantan timur juga menjadi tujuan kunjungan Pasis Seskoal, karena dinilai mempunyai potensi sumber daya kelautan yang cukup besar. Karena Kalimantan timur mempunyai potensi alam yang sangat baik untuk mengembangkan sector kelautan dan perikanan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan perikanan berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat kawasan perikanan dan lain-lain.
potensi kelautan Kaltim masih sangat potensial untuk dikembangkan. Diakui dari sekian banyak potensi kelautan yang layak dikembangkan, baru ada beberapa potensi yang mulai berkembang yaitu revitalisasi rumput laut dan udang.





B.     Tujuan
Untuk mengetaui berbagai macam potensi alam yang ada di Kalimantan timur, terutama dalam bidang kelautan dan perikanan.



BAB II
Pembahasan
1.      Optimalkan potensi kelautan di Kalimantan Timur
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan meningkatkan kualitas armada nelayan di Kaltim pada  2011 mendatang. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan kapasitas pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Kalimantan Timur yang belum digarap maksimal. upaya lain yang akan dilakukan ke depan dalam mengotimalkan ekonomi kelautan Kaltim adalah melakukan diversifikasi kelautan. Hal ini, Kaltim sangat diuntungkan karena berada di alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI II). Sehingga, itu menjadikan posisi Kaltim semakin strategis sebagai alur laut perdagangan internasional. 
Namun, diperlukan kerja sama antar provinsi guna memaksimalkan potensi kelautan tersebut. Jadi hasil laut tersebut tidak diekspor mentah-mentah, tapi diolah dulu biar ada nilai tambah. Selain itu 10 provensi yang berda di sekitar ALKI II di undang guna menandatangani memorandum of understanding (MoU) kerja sama di bidang kelautan. Yakni, Sulteng, Sulsel, Gorontalo, Sulbar, Bali, NTT, Jatim, Kalsel, dan Kalteng.

















2.      Budidaya perikanan Kalimantan timur
Potensi perikanan budidaya di Kalimantan Timur cukup besar meliputi budidaya laut, air payau dan air Tawar. Yang sudah banyak dikembangkan sampai saat ini adalah budidaya air payau dan budidaya air tawar ( Kolam dan Diperairan Umum).
Tingkat produksi antara hasil Penangkapan dan hasil budidaya semakin tahun menunjukan kecendrungan persentase hasil budidaya semakin besar, yang diperoleh dari budidaya tambak, budidaya kolam, dan keramba sedangkan budidaya laut tingkat pengembangannya belum optimal.
Budidaya laut daerah yang mempunyai potensi sangat besar untuk pengembangan budidaya laut yaitu : perairan Bontang dan sekitarnya, perairan kabupaten berau ( Perairan Derawan, Maratua dan sekitar, Biduk - biduk dan sekitarnya, tanjung batu dan sekitarnya). Jenis - jenis yang cocok untuk dikembangkan antara lain budidaya ikan kerapu, rumput laut, Tripang, Tiram dan lain - lain. Sedangkan untuk daerah - daerah pantai khususnya di daerah bakau dapat dikembangkan jenis kepiting bakau.
Budidaya air payau hampir semua daerah kabupaten / kota yang ada di Kalimantan Timur mempunyai Potensi untuk pengembangan budidaya air payau kecuali kabupaten kota yang tidak mempunyai perairan laut. Kabupaten ./ Kota yang tingkat eksploitasi hutan bakau untuk kegiatan Tambak cukup besar adalah Kab. Kutai Kertanegara, Pasir, Bulungan, Balikapapan; sedangkan kabupaten lain yang belum banyak di eksploitasi tetapi yang mempunyai potensi yang sangat besar adalah Berau, Kutai timur, bontang danNunukan.
Teknologi yang digunakan dalam pengembangan budidaya payau masih pola tradisional ( Ekstensifikasi ). Dinas Perikanan belum merekomendasi secara luas tentang ajakan budidaya pola intensif karena pembudidaya ikan belum mempunyai kemampuan yang memadai.

Budidaya air tawar Beberapa jenis ikan air tawar yang sudah memasyarakat dan dikembangkan secara luas adalah : Ikan Mas, Ikan Patin ( Pangasius Suchi), nila betutu, lele dumbo dan ikan hias tawar. Penyebaran kawasan budidaya khususnya Ikan Mas, Nila dan Patin yaitu di kabupaten Kutai kertanegara yang sampai saat ini sudah terdapat 106 Kelompok pembudidaya ikan yang dikembangkan dalam bentuk keramba dan kolam. Sedangkan untuk daerah - daerah lain seperti Pasir, Malino, tarakan, Kutai barat, pengembangannya belum maksimal.

3.      Perkembanan sektor kelautan dan perikanan
Perkembangan sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi, potensi sumberdaya ikan yang cakup besar di Kalimantan timur. Perkembangan produksi ikan tangkapan ikan laut, produksi perikanan tambak dan produksi penangkapan  perairan umum meningkat dari 99.691 ton tahun 2005 menjadi 101.187 ton pada 2006 dengan  rata pertumbuhan per tahun sebesar 1,5%, Produksi perikanan darat tahun 2005 sebanyak 49.719 ton meningkat  menjadi 50.465 ton pada tahun 2006 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,5% produksi ikan perairan umum tahun 2005 meningkat menjadi 30.964 ton pada 2006 rata-rata pertumbuhan sebesar 1,26% pertahun.
Peluang ekspor hasil perikanan sebagian besar ke negara Jepang dan ke beberapa negara tujuan seperti Amerika Serikat, Hongkong, Malaysia, Singapura beberapa negara Eropa. jenis komoditas yang diekspor adalah udang beku (bentuk olahan headless&peeled) yang terdiri atas udang windu dan udang putih, idang segar, ikan tenggiri, ikan hidup berupa ikan berutu, ikan kerapu, lobster serta kepiting, labi-labi, kura-kura dan cacing laut.





4.      Permasalahan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan
Kaltim memiliki potensi sumber daya alam di bidang perikanan yang terkandung dalam wilayah perairan dan laut dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga menjadi modal dalam pembangunan wilayah provinsi Kaltim. Berikut beberapa kendala yang diidentifikasi menjadi potensi hambatan dalam pengelolaan sumber daya Perikanan Kelautan yaitu:
v  Permasalahan atas kondisi biofisik lingkungan perairan pesisir dan laut yang kurang  mendapat perhatian sebagai faktor utama dalam pengembangan sektor Perikanan Kelautan;
v   Permasalahan atas kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan di wilayah pesisir dan laut yang masih kurang mendapat perhatian khususnya dari pemerintah daerah setempat;
v   Bidang kelembagaan formal pemerintah yang masih bersifat sektoral serta sumber daya manusia bidang perikanan yang belum optimal melakukan fungsi dan tugasnya sebagai akibat keterbatasan skill dan sarana prasarana lapangan;
v  Sumber daya fisik wilayah (infrastruktur) yang masih sangat kurang;
v   Kurangnya dukungan Suprastruktur dalam menunjang peningkatan usaha melalui penerapan IPTEK produksi Perikanan;
v  Belum terbangunnya sistem kemitraan antara pemilik modal dan lembaga keuangan dengan pihak pengelola sumber daya perikanan kelautan (masyarakat lokal).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar